Oleh Rizal Latuconsina |
Kamis, 15 Maret 2012 00:00 |
Untuk membangun pertanian dibutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas. Tersediannya SDM berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (actor), penggerak pembangunan di daerah. Karena itu, untuk membangun pertanian, kita harus membangun sumberdaya manusia yang handal. Semberdaya manusia yang perlu dibangun diantarannya adalah SDM masyarakat pertanian (petani,nelayan, pengusaha pertanian dan pedang pertanian), agar kemampuan dan kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat, karena merekalah yang langsung melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di lahan usahanya. Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar dan mengajar dengan mengembangkan system pendidikan non formal diluar sekolah secara efektif dan efisien di antaranya adalah melalui penyuluhan pertanian, masyarakat tani dibekali dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian dengan sapta usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumberdaya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Yang lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat tani agar mareka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian.
Tujuan penyuluhan pertanian adalah untuk menghasilkan sumberdaya manusia pelaku pembangunan pertanian yang berkompeten sehingga mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living) dan lingkungan lebih sehat. Penyuluhan pertanian dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat, memberdayakan petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian, serta pendampingan petani untuk : 1. Membantu menganalisis situasi-situasi yang sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan; 2. membantu mereka menemukan masalah; 3. membantu mereka memperoleh pengetahuan informasi guna memecahkan masalah; 4. membantu mereka mengambil keputusan; dan 5. membantu mereka menghitung besarnya resiko atas keputusan yang diambilnya. Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan indicator banyaknya petani, pengusaha pertanian yang mampu mengelola dan menggerakkan usahanya secara mandiri, ketahanan pangan yang tangguh, tumbuhnya usaha pertanian skala rumah tangga sampai menengah berbasis komoditi unggulan di desa. Selanjutnya usaha tersebut diharapkan dapat berkembang mencapai skala ekonomis. Semua itu berkorelasi pada keberhasilan perbaikan ekonomi masyarakat, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, yang akan bermuara pada peningkatan pendapatan dearah. Arah pembangunan kedepan akan menuju pada industrialisasi di bidang pertanian melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini akan bisa diwujudkan dengan lebih dahulu mencipatakan sumberdaya manusia yang berkualitas, sehingga kesinambungan dan ketangguhan petani dalam pembangunan pertanian bukan saja diukur dari kemampuan petani dalam memanage usahannya sendiri, tetapi juga ketangguhan dan kemampuan petani dalam mengelola sumberdaya alam secara rasional dan efesien,berpengetahuan, terampil, cakap dalam membaca peluang pasar dan mampu menyasuaikan diri terhadap perubahan dunia khususnya perubahan dalam pembangunan pertania. Untuk itu diperlukan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang baik, melalui kelembagaan, ketenagaan yang kompeten, mekanisme dan tata kerja yang jelas termasuk supervise, monitoring, dan evaluasi yang efektif serta pembiayaan yang memadai. Hadirnya UU NO.16 tahun 1996 tentang penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) sebagai wujud revitalisasi penyuluhan pertanian, telah mengatur penyelenggaraan penyuluhan yang baik. Untuk implementasi UU SP3K tersebut mengehendaki kearifan lokal dari otonomi daerah. Di harapkan kedepan peran penyuluhan pertanian dapat ditempatkan pada posisi yang trategis di mana kelembagaan penyuluhan pertanian berada dan dapat berhubungan langsung dengan Bupati, sehingga penyelenggaraan penyuluhan pertanian betul-betul terakomodir dan bisa berjalan efektif dan efisien. Dengan mengambil contoh upaya peningkatan produktivitas tanaman padi yang memiliki peluang yang besar untuk ditingkatkan melalui pergantian varietas dengan varietas unggul baru, penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu dan memasyarakatkan pengembangan tanaman padi hibrida, maka peran penyuluh pertanian yang handal menjadi sangat penting agar peluang-peluang tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga kebutuhan beras dapat sipenuhi dari produksi daerah sendiri dan tidak mengimpor lagi. Upaya ini dapat maksimal jika disinergiskan dengan mentalitas petani sebagai pelaku usahatani padi, karena semangat usaha petani cenderung menurun bila dihadapkan pada nilai jual produk yang belum menguntungkan. Di sinilah pentingnya penyuluhan pertanian untuk membangun dan menghasilkan SDM masyarakat pertanian yang berkualitas.
http://maluku.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=313:peran-penyuluhan-pertanian-dalam-merubah-perilaku-petani&catid=4:info-aktual
|
Peran Penyuluhan Pertanian Dalam Merubah Perilaku Petani
Diposting oleh Unknown di Senin, Februari 10, 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar