Kopi Colol-Manggarai Ekspor Perdana 2014

Lompatan besar dilakukan para petani kopi asal Kampung Colol, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur  (Matim).
Lembaga sertifikasi Rainforest Alliansi  yang berpusat di Casablanca segera mengeluarkan sertifikasi, sehingga  para petani yang tergabung dalam unit pengolahan hasil (UPH)  akan memulai  processing kopi arabika  untuk diekspor perdana tahun 2014 ke Benua Eropa, Amerika dan Australia.
"Pemeriksaan semua  aspek untuk diterbitkan serifikat dilakukan sangat cermat melibatkan banyak elemen termasuk aktivis lingkungan hidup.   Pengamatan visual anggota tim sertifikasi  pada  2013  ke  Colol menyimpulkan bahwa alam dan lingkungan tumbuhnya kopi Colol masih natural," beber Kepala Perwakilan PT Indocom Citra Persada Surabaya, eksportir Kopi Flores kepada Pos Kupang, Jumat siang (16/8/2013) di Ruteng.
"Musim panen kopi tahun ini (2013), kami sudah beli kopi petani colol, tetapi ekspor masih `numpang' kepada kopi Bajawa. Kalau sudah ada sertifikatnya, UPH di Colol bisa melakukan pengolahan sendiri dan eksport  mengatasnamakan Manggarai Timur," ujar Suherman.
Menurut Suherman, lahan kopi 200 ha dengan produksi sekitar 400 ton/tahun  diprediksi  memberikan efek sangat besar kepada petani kopi. Rencana ekspor perdana ditargetkan sekitar 100 ton.  Petani yang tergabung dalam UPH akan memperoleh  pendapatan dua kali lipat dari harga kopi yang dijual kepada pedagang atau pengepul.
Sampai  diterbitkan sertifikat eksport kopi Colol, kata Suherman, merupakan rangkaian yang menyeluruh sejak dari kebun kopi petani ke negara tujuan  eksport dan dampaknya kepada petani.
"Tim serifikasi kaji penggunaan bahan bakar minyak  (untuk pengolahan kopi), apakah hemat energi. Pemanfaatan limbah kopi dan manfaat yang diperoleh petani," ujar Suherman.
Dikatakanya, empat UPH induk  yang terdapat di  Belain, Tangkul, Welu dan Rembong sudah  disiapkan sumber daya manusia  dan peralatan pengolahan  kopi yang difasilitasi Dinas Perkebunan Manggarai dan Delsos Keuskupan Ruteng yang menggandeng PT Veco Indonesia.  Tersedia 12 unit mesin pengelolahan hasil bantuan dari Pemda Matim, Delsos dan PT Indocom.*

0 komentar:

Posting Komentar