MEREMAJAKAN KEMBALI TANAMAN KOPI TUA

Perlu dicatat bahwa Tanaman Kopi adalah tanaman utama yang sudah dibudidayakan Petani kita sejak dulu. Diminum oleh banyak orang karena rasanya yang segar. Meskipun tanaman kopi bukan tanaman asli Indonesia namun keberadaannya terhampar luas dalam bentuk perkebunan rakyat. Saat ini dimana mana pemandangan sedang menunjukkan bahwa biji kopi itu sudah memasuki masa panen, bahkan hampir usai dipanen, lalu lalang petani yang membawa hasil panen menambah ramainya jalan-jalan usahatani. 
Senyum petani terlihat sumringah, harga yang cukup tinggi lumayan menghibur meskipun hasil yang didapat pada musim ini jauh lebih sedikit. Tak urung hal ini menjadikan petani sedikit menahan diri terhadap segala bentuk impian kebutuhan yang biasanya akan diwujudkan ketika musim panen tiba, selain tentunya kebutuhan pokok yang memang tidak bisa ditunda-tunda. 
“Musim yang lalu saya dapat satu ton lebih, sekarang tiga pikul (300 kg) saja susahnya setengah mati” begitu celoteh yang sering terdengar saat berinteraksi dengan petani kopi. 
Di Indonesia, tanaman yang tumbuh baik didaerah tropis ini mulai dibudidayakan pada tahun 1696, dibawa oleh seorang Belanda dari Negara Yaman, berjenis Kopi Arabika yang berdaun kecil dengan panjang daun 12-15 cm dan panjang buah 1,5 cm. 
Setelah diketahui bahwa tanaman ini tumbuh dengan hasil produksi yang baik, baru kemudian tanaman ini mendapat perhatian sepenuhnya (1699). Biji biji Kopi dibagikan kepada para Bupati di Jawa Barat untuk ditanam, kemudian menyebar kedaerah jawa lainnya, untuk selanjutnya sampai juga ke Sumatera seperti Lampung, Palembang, dan Sumatera Barat. Oleh penjajah Belanda tanaman ini lebih dipaksakan ditanam melalui “Culturstelsel”. Hasilnya diserahkan kepada VOC dengan harga yang sangat rendah, dengan penyerahan secara paksa. 
Walau dengan sejarah yang cukup kelam dan menyisakan penderitaan namun kita cukup berterima kasih kepada penjajah Belanda yang telah membawa masuk ke tanah air, dibudidayakan oleh petani hingga kini.
Tak pelak, tanaman Kopi yang ada diKebun petani saat ini kebanyakan kopi-kopi tua yang membutuhkan peremajaan
Pembaca yang budiman, tidak ada implikasi negatif apapun terhadap tulisan ini, ditulis oleh Pengasuh Rubrik Klinik Konsultasi Agribisnis HOS atas niat semata mata untuk berbagi ilmu pengetahuan, padu padan antara pengalaman yang didapat selama berinteraksi dengan petani dan keilmuan yang didapat dibangku akademisi, termasuk didalamnya studi literatur, namun keterbatasan kolom tidak memungkinkan untuk menuliskan berapa banyak buku yang dibaca sebagai pendukung tulisan atau kepustakaan, menggugah kita semua untuk memperhatikan kelestarian hayati, sebagai antisipasi yang secara signifikansi berpengaruh sangat nyata terkait upaya menjaga bumi untuk tetap nyaman dihuni, di dorong untuk memberikan inspirasi memperbaiki penghasilan petani menuju keswadayaan dan kesejahteraan yang optimal sesuai harapan, menjaga kesuburan tanah dan mikro organisme tanah, menjaga kelestarian musuh alami dan ekosistem.

MENGAPA PERLU PEREMAJAAN ?????
Saat ini tanaman Kopi yang tumbuh di kebun-kebun petani tidak muda lagi, kebanyakan merupakan tanaman tua yang sudah puluhan tahun umurnya, peremajaan tanaman adalah bagian yang harus dilakukan karena untuk menanam kembali paling tidak petani membutuhkan waktu yang lama, puncak produksi tanaman kopi (ngagung-istilah yang biasa disebut petani) adalah umur 3 – 3,5 tahun, waktu yang cukup lama jika ingin melakukan penanaman kembali. 
Istilah peremajaan dalam dunia pertanian dikenal dengan Rejuvenisasi, yaitu proses membuat kebun kopi tua dan pohon-pohon yang sudah tidak produktif menjadi muda kembali tanpa disertai penanaman secara besar-besaran, proses tersebut sebagian dilaksanakan dengan memotong, memangkas pohon-pohon yang sudah tua dan yang dianggap tidak memenuhi syarat untuk dipertahankan. 
Bila potongan ini tumbuh tunas maka tunas tersebut dipelihara satu atau dua batang, dengan tujuan untuk mengganti bagian yang sudah tidak terpakai lagi. Pada prinsifnya selain membuat tanaman muda kembali, juga memperbaiki jumlah produksi dari tanaman kopi itu sendiri.

PEREMAJAAN SELEKTIF DAN PEREMAJAAN RADIKAL

Peremajaan dapat ditempuh dengan dua jalan, secara selektif maupun secara menyeluruh (Radikal). Peremajaan selektif dimaksudkan untuk peremajaan yang hanya memilih pohon-pohon yang hasilnya kurang baik dan sudah rusak pohonnya, pekerjaan ini dilaksanakan dengan memangkas pohon 0,5 -1 meter dari leher akar, pemangkasan ini diharapkan untuk menstimulan tumbuhnya tunas-tunas baru, satu atau dua batang saja yang nantinya akan dipertahankan, dikalangan petani terkenal dengan istilah nunas. 
Bila keadaan memungkinkan baru diadakan penyambungan, dianjurkan untuk menggunakan cabang kipas atau cabang pecut dengan harapan supaya pertumbuhan tidak ke atas melainkan lebih mengarah kesampingm setelah sambungan membentuk mahkota tinggi pohon tidak akan lebih dari 1,80 m. 
Penyambungan yang dilakukan pada saat tanaman kopi belum dipangkas dilakukan pada tunas tunas air, keuntungan penyambungan dengan cara ini petani masih bisa memungut hasil sambil menunggu tumbuhnya sambungan. 
Peremajaan yang radikal adalah peremajaan yang menyeluruh, memotong semua tanaman pokok setinggi 30 cm dari leher akar, setelah tanaman tumbuh maka tunas-tunas tersebut dibiarkan saja, tunas tunas yang baik dijaga untuk disambung dengan tunas air, hal ini dimaksudkan supaya pertumbuhan akan sama seperti tanaman dari biji. Kelemahan cara ini petani tidak bisa memungut hasil sampai sambungan berbuah. Pemangkasan dianjurkan pada awal musim hujan, tunas tunas yang diharapkan biasanya akan tumbuh dengan cepat. Petani, biasanya melakukan bersamaan atau setelah panen kopi selesai, dimaksudkan selain memperbaiki bekas bekas pemanenan, membuang bagian yang sudah tidak berguna juga dilakukan untuk tujuan mempersiapkan tunas yang akan berproduksi untuk musim yang akan datang. 

TEKNIK LAIN PEREMAJAAN ADALAH OKULASI

Teknik Okulasi paling banyak dilakukan pada tanaman perkebunan karet, kakao dan kopi. Beberapa kelebihannya seperti dapat diperoleh tanaman yang produktifitas tinggi, pertumbuhan tanaman seragam, penyiapan relatif singkat namun punya kelemahan terkadang hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres), perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian dan bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar. 
Mata okulasi diambil dari tanaman yang sehat, segar dan mudah dikupas. Mata okulasi diambil bersama sedikit bagian kayu, bentuk perisai yang ukuranya sedikit lebih kecil dari ukuran jendela okulasi. Pengambilan mata okulasi yang terlalu kecil akan mengakibatkan pemulihan luka lambat. 
Untuk melepas bagian kayu, menariknya pelan-pelan supaya mata tetap menempel pada kulit. Pembuatan perisai harus bersih dan lapisan kambium jangan sampai terkena tangan atau kotoran. Perisai yang telah dibuat harus segera diselipkan ke jendela okulasi dan dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan pembalutan. Dalam keadaan perisai terlalu kecil, diusahakan supaya tepi tepi bagian atas dan salah satu sisi perisai berimpit dengan jendela okulasi. 
Pembalutan dimulai dari torehan melintang digunakan plastik ukuran 2 x 0,02 cm dengan panjang 40 cm. Akhir ikatan sebaiknya dibawah. Pada waktu membalut jangan sampai perisai bergeser. tunggu sampai menempel kuat, indikasi keberhasilan jika mata okulasi tetap berwarna hijau. 

PENUTUP
Jika setiap tahun tanaman kopi selalu memberikan hasil kepada kita,mengapa kita tidak menyayangi tanaman kopi kita, hendaknya pemangkasan diiringi dengan optimalisasi lahan usahatani, Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen, Sanitasi lingkungan tempat pembudidayaanpun adalah bagian yang tak luput menjadi perhatian, pengendalian Hama Penyakit dengan pola Pengelolaan Hama terpadu (HPT) bisa menjadi solusi terbaik, termasuk didalamnya pemupukan yang berimbang. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi petani dan penyuluh pertanian, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar